Laboratorium IPA di sekolah termasuk unit yang paling tua. Namun adakalanya belum memiliki sarana dan fasilitas yang memadai. Apalagi sekolah yang sudah berusia agak lanjut. Labor IPA yang sudah ditata dengan rapi, sering digunakan hanya sebagai ruang belajar biasa, bahkan menjadi ruang pertemuan atau rapat oleh majelis guru.
Ironisnya,
labor IPA sering menjadi tempat pajangan alat dan bahan yang sudah tidak
berfungsi. Dilengkapi dengan struktur organisasi namun hanya sekadar melengkapi
administrasi pengelolaan laboratorium IPA.
Fasilitas labor IPA hanya memiliki alat dan bahan dan praktikum dari inventaris tahun yang lama sehingga banyak yang tidak dapat difungsikan karena dimakan usia. Ini bukan menjadi halangan bagi guru untuk melaksanakan metode pembelajaran eksperimen atau demonstrasi. Pengelola maupun guru mata pelajaran IPA perlu memberdayakan agar unit sekolah ini dapat difungsikan lebih baik lagi.
Salah satu upaya untuk memberdayakan labor IPA adalah memfungsikan alat dan bahan praktikum labor IPA yang ada. Minimal difungsikan saat guru menggunakan metode demonstrasi jika memang fasilitas yang tersedia sangat minim.
Misalnya, alat basicmeter/ galvanometer. Galvanometer ditambah dengan shunt akan beralih fungsi menjadi sebuah alat ukur amperemeter. Seperti diketahui, amperemeter berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik dalam sebuah rangkaian listrik. Amperemeter dipasang secara seri dalam rangkaian listrik.
Basicmeter/galvanometer dapat difungsikan sebagai voltmeter jika ditambah dengan multiplier. Berfungsi untuk mengukur beda potensial antara dua titik cabang dalam sebuah rangkaian listrik. Voltmeter dipasang secara paralel dalam rangkaian listrik.
Dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan laboratorium IPA pada hakikatnya adalah memfungsikan unit sekolah ini dengan kegiatan belajar dan memanfaatkan alat dan bahan yang tersedia.
0 comments:
Post a Comment