REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kebudayaan dan Pendidikan
Dasar Menengah Anies Baswedan mengatakan kompetensi inti dan kompetensi
dasar dalam Kurikulum 2013 banyak yang tidak selaras sehingga kurikulum
akan dievaluasi menyeluruh.
"Awalnya yang ingin dievaluasi hanya dokumen saja. Tapi ternyata kompetensi inti dan kompetensi dasar banyak yang tidak pas," ujar Anies di Jakarta, Senin (5/1).
Dia memberi salah satu contoh perpaduan dua kompetensi itu untuk tingkat SMP, yakni 'menunjukkan sifat disiplin dan bertanggung jawab melalui ekspor impor yang menggunakan Bahasa Indonesia yang baik'. "Ini tidak nyambung. Seharusnya dibuat selaras," katanya.
Selain dalam penerapan kurikulum itu juga ada sekolah yang menerapkan pelajaran matematika selama empat jam. Anies berpendapat hal itu terjadi karena tak ada perbaikan dalam penyusunan kurikukum itu. Kurikulum 2013 seakan dipaksakan.
"Ini semua bukan kesalahan guru, tetapi pemerintah yang tidak menyiapkannya dengan baik," ujar dia.
Mendikbud menjelaskan bahwa pihaknya butuh waktu untuk menyelesaikan persoalan kurikulum itu. "Kita perbaiki sampai selesai," ujar dia.
Disinggung mengenai penerapan kurikulum ganda, Anies membantah dan mengatakan bahwa sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 hanya tiga persen dari jumlah sekolah di Tanah Air.
"Jadi tidak benar kalau disebut menggunakan kurikulum ganda. Kalau yang menerapkan Kurikulum 2013 itu separuh jumlah sekolah baru bisa disebut sebagai penerapan ganda," kata dia.
Sebelumnya, pada awal Desember 2014, Mendikbud Anies memutuskan penerapan terbatas Kurikulum 2013. Hanya sekolah yang sebelumnya dijadikan proyek percontohan yang melanjutkan kurikulum yang menelan biaya fantastis itu.
Padahal kurikulum itu baru diterapkan di semua sekolah pada pertengahan 2014 atau awal tahun ajaran 2014/2015.
"Awalnya yang ingin dievaluasi hanya dokumen saja. Tapi ternyata kompetensi inti dan kompetensi dasar banyak yang tidak pas," ujar Anies di Jakarta, Senin (5/1).
Dia memberi salah satu contoh perpaduan dua kompetensi itu untuk tingkat SMP, yakni 'menunjukkan sifat disiplin dan bertanggung jawab melalui ekspor impor yang menggunakan Bahasa Indonesia yang baik'. "Ini tidak nyambung. Seharusnya dibuat selaras," katanya.
Selain dalam penerapan kurikulum itu juga ada sekolah yang menerapkan pelajaran matematika selama empat jam. Anies berpendapat hal itu terjadi karena tak ada perbaikan dalam penyusunan kurikukum itu. Kurikulum 2013 seakan dipaksakan.
"Ini semua bukan kesalahan guru, tetapi pemerintah yang tidak menyiapkannya dengan baik," ujar dia.
Mendikbud menjelaskan bahwa pihaknya butuh waktu untuk menyelesaikan persoalan kurikulum itu. "Kita perbaiki sampai selesai," ujar dia.
Disinggung mengenai penerapan kurikulum ganda, Anies membantah dan mengatakan bahwa sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 hanya tiga persen dari jumlah sekolah di Tanah Air.
"Jadi tidak benar kalau disebut menggunakan kurikulum ganda. Kalau yang menerapkan Kurikulum 2013 itu separuh jumlah sekolah baru bisa disebut sebagai penerapan ganda," kata dia.
Sebelumnya, pada awal Desember 2014, Mendikbud Anies memutuskan penerapan terbatas Kurikulum 2013. Hanya sekolah yang sebelumnya dijadikan proyek percontohan yang melanjutkan kurikulum yang menelan biaya fantastis itu.
Padahal kurikulum itu baru diterapkan di semua sekolah pada pertengahan 2014 atau awal tahun ajaran 2014/2015.
0 comments:
Post a Comment